Gejala naik
turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu
terhadap struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-kinsekuensi tersebut juga
mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi itu dapat berbentuk konflik. Berikut ini
berbagai macam konflik yang bisa muncul dalam masyarakat akibat terjadinya
mobilitas.
1. Konflik
antarkelas
Dalam masyarakat
terdapat lapisan-lapisan sosial karena adanya ukuran-ukuran seperti kekayaan,
kekuasaan dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi disebut “kelas
sosial”. Jika dalam mobilitas sosial terjadi perbedaan kepentingan antara
kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat, akan muncul konflik antar kelas.
Contoh, seorang anak pembantu rumah tangga memiliki sifat yang tekun.
Ketekunannya membuat dirinya berhasil menyelesaikan pendidikan S2 dan mendapat
pekerjaan yang baik. Keberhasilannya ini membuatnya memiliki kedudukan yang
terhormat di mata masyarakat. Hal itu menimbulkan rasa iri dan benci dalam diri
anak-anak majikannya.
2. Konflik
antar kelompok sosial
Di dalam
masyarakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam, misalnya kelompok
sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras.
Jika salah satu
kelompok berusaha menguasai kelompok lain, akan timbul konflik. Contohnya, ada
satu kelompok suku di Indonesia yang mampu menguasai perekonomian di
masyarakat. Hal itu menimbulkan kesenjangan sosial dan kecemburuan sosial yang
tinggi dari kelompok suku tertentu. Konflik antaretnis pun timbul karena salah
satu pihak mengalami ketidakpuasan.
3. Konflik
antargenerasi
Konflik
antargenerasi umumnya terjadi antara generasi tua yang mempertahankan
nilai-nilai lama dan generasi muda yang ingin mengadakan perubahan. Sebagai
contoh, pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia
sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh generasi tua.
Sebaliknya, generasi muda yang memiliki semangat yang tinggidan suka terhadap
perubahan menganggap generasi tua kolot, kuno, dan tidak mau mengikuti
perkembangan jaman. Masalah-masalah demikian akan menimbulkan konflik karena
generasi tua ingin tetap mempertahankan nilai-nilai lama yang masih relevan
dengan kehidupan budayanya. Dalam kondisi tersebut terjadi benturan perbedaan
kepentingan antara generasi tua dan generasi muda.
4. Penyesuaian
kembali
Pada dasarnya
setiap konflik ingin menguasai atau mengalahkan lawan. Bagi pihak-pihak yang
berkonflik, jika menyadari bahwa konflikitu merugikan kelompoknya, akan timbul
penyesuaian kembali yang didasari rasa toleransi atau rasa saling menghargai.
Penyesuaian semacam itu disebut akomodasi.
Disamping
dampak negatif, mobilitas sosial juga berdampak positif, sbb:
a. Orang-orang
akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya
kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau
bersaing dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas. Sebagai contoh, jika
seseorang ingin menjadi seorang gubernur, ia harus mau bersaing dan berusaha
untuk mengalahkan calon gubernur lainnya.
b. Mobilitas
sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan masyarakat ke arah yang lebih
baik. Contohnya adalah agraris ke masyarakat industri. Perubahan akan terjadi
lebih cepat jika didukung oleh sumber daya yang berkualitas baik. Kondisi
tersebut perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar