Dalam banyak definisi, ancaman dan
kekerasan selalu dikaitkan dengan konflik, kekerasan merupakan alat dari
konflik untuk mencapai tujuan. Namun, sesungguhnya konflik bebrbeda dengan
kekerasan.
1. Teori-Teori
Kekerasan
Menurut Thomas Santoso, teori kekerasan
dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu sebagai berikut.
a. Teori
Kekerasan sebagai Tindakan aktor (individu) atau Kelompok
Para
ahli teori kekerasan kolektif ini berpendapat bahwa manusia melakukan kekerasan
karena adanya faktor bawaan, seperti kelainan genetik atau fisiologis. Wujud
kekerasan yang dilakukan oleh individu dapat berupa pemukulan, penganiayaan
ataupun kekerasan verbal berupa kata-kata kasar yang merendahkan martabat
seseorang. Sedangkan kekerasan kolektif merupakan kekerasan yang dilakukan oleh
beberapa orang atau sekelompok orang.
b. Teori
Kekerasan Struktural
Menurut
teori ini kekerasan struktural bukan berasal dari orang tertentu, melainkan
terbentuk dalam suatu sistem sosial. Para ahli teori ini memandang kekerasan
tidak hanya dilakukan oleh aktor (individu) atau kelompok semata, tetapi juga
dipengaruhi oleh suatu struktur, seperti aparatur negara.
a. Teori
Kekerasan sebagai Kaitan antara Aktor dan Struktur
Menurut pendapat para ahli teori ini,
konflik merupakan sesutu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi
kehidupan masyarakat.
2. Cara
Pengendalian konflik dan Kekerasan
Pengendalian suatu
konflik hanya mungkin dapat dilakukan apabila berbagai pihak yang berkonflik
terorganisir secara jelas. Menekan konflik agar tidak berlanjut menjadi sebuah
tindak kekerasan memerlukan strategi pendekatan yang tepat.
a. Pengendalian
secara Umum
Secara umum beberapa cara dalam upaya
mengendalikan atau meredakan sebuah
konflik, yaitu sebagai berikut.
1) Konsiliasi
2) Arbitrasi
3) Mediasi
4) Ajudication
b. Tindakan
Menggunakan Manajemen Konflik
c. Hasil
Manajemen Konflik
1) Konflik
Kalah-Kalah
Konflik kalah-kalah terjadi apabila tak
seorang pun di antara pihak yang terlibat mencapai tujuan yang sebenarnya, dan
alasan-alasan/faktor-faktor penyebab konflik tidak mengalami perubahan.
2) Konflik
Menang-Kalah
Pada konflik menang-kalah, salah satu
pihak mencapai apa yang diinginkannya dengan mengorbankan keinginan pihak lain.
3) Konflik
Menang-Menang
Konflik menang-menang dijalankan dengan
menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam konflik.
Selain
beberapa gaya manajemen konflik seperti disebutkan di atas, masih ada beberapa
pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghentikan kekerasan, diantaranya
adalah perdamaian melalui kekuatan, pendekatan pola kontrol hukum, serta
keamanan bersama dan konflik tanpa kekerasan.
0 komentar:
Posting Komentar